Cara Instalasi Container Ubuntu server di Proxmox

Cara Instalasi Container Ubuntu Server di Proxmox — Panduan Santai dari Nol Sampai Jalan


Halo, teman-teman! 

Kali ini kita bakal bahas sesuatu yang sering banget bikin penasaran buat yang baru main di dunia server, terutama kamu yang sedang belajar tentang virtualisasi dan infrastruktur IT modern. Yup, kita bakal ngobrol santai tentang cara instalasi container Ubuntu Server di Proxmox.


Kalau kamu baru pertama kali dengar kata Proxmox, tenang aja. Artikel ini ditulis dengan gaya yang down to earth, tanpa istilah yang bikin dahi berkerut. Kita akan bahas mulai dari konsep dasarnya, alasan kenapa container itu keren banget, sampai ke langkah-langkah instalasi yang bisa kamu ikuti di lab sekolah, kantor, atau bahkan di rumah.


 Apa Itu Proxmox dan Kenapa Banyak yang Pakai?


Bayangkan kamu punya satu komputer besar yang ingin dipakai untuk banyak sistem operasi sekaligus — satu buat web server, satu buat database, satu lagi buat latihan hacking etis. Nah, kalau kamu pakai Proxmox, itu semua bisa jalan bareng tanpa tabrakan!


Proxmox VE (Virtual Environment) adalah platform open-source untuk manajemen virtual machine (VM) dan container (LXC).

Dia mirip kayak VMware vSphere atau Hyper-V, tapi bedanya — ini gratis dan open source! 


Beberapa alasan kenapa banyak orang jatuh cinta sama Proxmox:


Gratis dan kuat banget.

Nggak ada biaya lisensi tahunan yang bikin kantong jebol.


Dukungan penuh untuk VM dan Container.

Kamu bisa pakai KVM untuk virtualisasi penuh, atau LXC untuk container-based virtualization yang super ringan.


Web UI yang cakep dan mudah dipakai.

Semua bisa diatur dari browser, bahkan dari HP pun bisa kalau niat!


Backup, snapshot, dan cluster bawaan.

Artinya, kamu bisa punya backup otomatis dan load-balancing tanpa ribet.


🧩 Apa Itu Container (LXC) dan Bedanya Sama VM?


Sebelum lanjut ke instalasi, penting banget buat tahu dulu perbedaan antara container dan virtual machine.

Biar gampang, kita pakai analogi.


Bayangkan kamu punya rumah besar (server fisik).


Kalau kamu pakai VM, kamu seolah bikin rumah-rumah kecil di dalam rumah besar itu.

Tiap rumah punya dapur, listrik, air sendiri (artinya tiap VM punya kernel dan OS sendiri).

Aman, tapi makan banyak sumber daya.


Kalau kamu pakai Container (LXC), kamu cuma bikin sekat-sekat kamar.

Semua kamar pakai dapur dan listrik yang sama, tapi tetap bisa diatur supaya nggak ganggu kamar lain.

Jadi lebih hemat RAM dan CPU.


Intinya:


VM itu berat tapi serbaguna.

Container itu ringan dan cepat.


Kalau kamu cuma mau bikin web server, database, DNS, atau mail server kecil, container LXC sudah lebih dari cukup.


🧠 Persiapan Sebelum Instalasi


Sebelum kita mulai langkah-langkahnya, pastikan kamu punya alat dan bahan berikut ini:


🖥️ 1. Server atau PC yang Sudah Terinstal Proxmox VE


Bisa bare-metal (langsung diinstal ke server)


Atau dijalankan di dalam VM lain (kalau cuma buat belajar)


Minimal spesifikasi:


CPU 2 core


RAM 8 GB


Storage 50 GB


Koneksi internet


Kalau kamu di lab sekolah dengan server Proxmox, biasanya sudah siap semua.

Cek aja lewat browser: https://ip-proxmox:8006


 2. File Template Ubuntu


Proxmox tidak langsung menyediakan ISO seperti VM.

Untuk container, kita pakai template .tar.zst — semacam image mini Ubuntu.


Kamu bisa download langsung dari Proxmox lewat menu GUI.

Atau kalau mau manual, pakai perintah:


pveam update

pveam available

pveam download local ubuntu-22.04-standard_22.04-1_amd64.tar.zst


 3. IP Address dan Gateway


Pastikan kamu sudah tahu jaringan tempat container akan hidup.


Contoh:


Gateway: 192.168.4.1


Container 1: 192.168.4.150


Container 2: 192.168.4.151


Netmask: 255.255.255.0


Kalau kamu pakai lab Proxmox di sekolah, biasanya tiap kelompok siswa dikasih IP sendiri.

Misalnya:


Kelompok 1 → 192.168.4.150


Kelompok 2 → 192.168.4.151


dst...


⚙️ Langkah-Langkah Instalasi Container Ubuntu di Proxmox


Sekarang kita masuk ke bagian paling seru! 

Langkah demi langkah yang bisa kamu ikuti dengan santai.


🧩 Langkah 1 — Login ke Web Interface Proxmox


Buka browser, lalu ketik alamat Proxmox kamu:


https://192.168.4.10:8006










Login pakai:


User: root@pam


Password: (yang sudah dikonfigurasi)


Kalau muncul peringatan SSL insecure, tinggal klik “Advanced → Proceed Anyway.”

Santai aja, itu normal kalau belum pakai sertifikat SSL resmi.


 Langkah 2 — Download Template Ubuntu


Masuk ke menu:


Datacenter → local → CT Templates → Templates




Pilih:


ubuntu-22.04-standard_22.04-1_amd64.tar.zst



Klik Download.


Tunggu beberapa menit, tergantung kecepatan internet.

Sambil nunggu, bisa ngopi dulu ☕ atau ngobrol sama teman satu lab.


Langkah 3 — Buat Container Baru


Setelah template tersedia, klik kanan pada node Proxmox kamu (misalnya pve01) → Create CT.


Isi form-nya seperti ini:


1. General



Node: pve01


CT ID: 150 (otomatis diisi)


Hostname: sijaoke


Password: isi sesuka hati


Unprivileged container: ✅ (aktifkan untuk keamanan tambahan)


2. Template


Pilih template yang tadi kamu download:



local: ubuntu-22.04-standard_22.04-1_amd64.tar.zst


3. Root Disk



Storage: local-lvm


Disk size: 8 GB (boleh lebih)


4. CPU



Cores: 2


5. Memory



RAM: 2048 MB


Swap: 512 MB


6. Network



Bridge: vmbr0


IPv4: Static


Address: 192.168.4.140/24


Gateway: 192.168.4.1


7. DNS


Use host settings: ✅



Klik Finish dan tunggu proses selesai.



🧩 Langkah 4 — Jalankan Container



Setelah container dibuat, klik container kamu di sidebar → klik tombol Start → lalu buka Console.


Kamu akan masuk ke terminal Ubuntu mini!


Coba cek IP:



ip a



Kalau IP sudah sesuai, lanjut cek koneksi:


ping google.com




Kalau bisa ping, berarti container sudah terkoneksi ke internet 🎉.


🧩 Langkah 5 — Update dan Instal Paket Penting


Sekarang waktunya bikin Ubuntu kamu siap kerja.

Jalankan perintah berikut:



apt update && apt upgrade -y

apt install net-tools curl wget nano sudo -y


🧩 Langkah 6 — Konfigurasi Hostname dan User


Biar rapi dan mudah diingat, ubah hostname sesuai nama kelompok:


hostnamectl set-hostname ubuntu-kelompok1



Tambahkan user baru (biar gak pakai root terus):



adduser siswa

usermod -aG sudo siswa



Sekarang kamu bisa login dengan user “siswa”:


su - siswa


🧩 Langkah 7 — Instal Web Server (Opsional tapi Menarik)


Biar makin hidup, coba pasang Apache2 dan PHP.



sudo apt install apache2 php libapache2-mod-php -y



Cek apakah web server jalan:


sudo systemctl status apache2



Kalau aktif, buka browser dan kunjungi:


http://192.168.4.140



Harusnya muncul halaman “It works!” khas Apache. 🚀


🧩 Langkah 8 — Tambahkan Database (MariaDB)


Kalau kamu ingin latihan bikin web dinamis (misal Laravel atau WordPress), kamu bisa tambahkan database server:


sudo apt install mariadb-server -y

sudo systemctl enable mariadb

sudo systemctl start mariadb



Lakukan konfigurasi awal:


sudo mysql_secure_installation



Ikuti instruksi di layar:


Set password root


Remove anonymous users → Yes


Disallow root remote login → Yes


Remove test DB → Yes


🧩 Langkah 9 — Atur Akses dan Firewall


Supaya container aman dari “usil tangan”, atur firewall dasar:


sudo ufw allow 22/tcp

sudo ufw allow 80/tcp

sudo ufw allow 443/tcp

sudo ufw enable



Cek statusnya:


sudo ufw status


🧩 Langkah 10 — Snapshot (Backup Mini)


Nah ini fitur keren Proxmox!

Kamu bisa bikin snapshot sebelum ngoprek lebih dalam.

Kalau nanti rusak, tinggal rollback.


Klik container → tab Snapshots → klik Take Snapshot.

Kasih nama, misal “fresh-install”.


💡 Tips Lanjut: Multi Container dan Database Terpusat


Kalau kamu di lab atau kelas, seru banget kalau tiap kelompok bikin container-nya sendiri.

Misalnya:


Kelompok 1 → web server (192.168.4.150)


Kelompok 2 → database server (192.168.4.151)


Kelompok 3 → proxy server (192.168.4.152)


Kalian bisa belajar arsitektur jaringan sesungguhnya, bukan cuma teori di buku.


Kalau mau lebih keren lagi, kamu bisa bikin satu container khusus sebagai database central, dan semua web server kelompok lain mengakses database itu lewat IP tertentu.


Itu persis seperti sistem perusahaan besar yang punya database server sendiri.


🧠 Kenapa Container Penting untuk Dunia Pendidikan


Kalau kamu guru atau dosen (halo rekan-rekan pendidik! 👋), container bisa jadi solusi murah meriah untuk:


Lab virtualisasi hemat resource.

Satu server Proxmox bisa menampung puluhan container siswa.


Praktik langsung sistem jaringan dan keamanan.

Siswa bisa latihan DNS, firewall, proxy, VPN, SSL, dan lain-lain.


Tidak perlu re-install ulang.

Tinggal stop-start, atau reset snapshot.


Bahkan bisa dijadikan sistem latihan ethical hacking lokal tanpa risiko rusak sistem utama.


🔧 Troubleshooting Umum

1. Tidak Bisa Ping ke Internet


Cek:


Bridge sudah benar (vmbr0)


Gateway diisi sesuai jaringan (192.168.4.1)


Pastikan DNS aktif (cat /etc/resolv.conf)


2. Template Tidak Bisa Diunduh


Gunakan perintah manual:


pveam update

pveam available

pveam download local ubuntu-22.04-standard_22.04-1_amd64.tar.zst


3. Container Tidak Bisa Start


Biasanya karena disk penuh atau konfigurasi rusak.

Coba:


pct list

pct start 150

journalctl -xe


4. IP Ganda


Kalau di lab, pastikan tiap container pakai IP unik.

Gunakan spreadsheet pembagian IP supaya tidak tabrakan.


💬 Refleksi: Mengapa Belajar Container itu Penting?


Zaman dulu, kalau mau belajar server, kita harus beli banyak komputer.

Sekarang cukup satu server Proxmox, bisa jalan 10–20 container Ubuntu dengan ringan.


Container bukan cuma alat belajar, tapi fondasi dunia DevOps, Cloud Computing, dan Microservices modern.

Perusahaan besar seperti Google, Netflix, sampai Tokopedia, semua berawal dari konsep container dan orchestrator seperti Docker atau Kubernetes.

IDIARSO
IDIARSO

Menulis adalah kegiatan saya disela rutinitas kerja,silahkan berkomentar dibawah ini sebagai bahan masukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar